Sekapur Sirih


Sanggar Lisendra Dua Terbilang Universitas Islam Riau (LDT UIR) adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di bidang seni ? di bawah naungan Universitas Islam Riau. Sanggar LDT UIR mulai berdiri pada tanggal 11 Februari 2001, yang didirikan oleh Parlindungan yang pada masa itu sebagai mahasiswa Fakultas Hukum UIR angkatan 1999. Pada awal berdirinya sanggar yang bergerak di dunia seni film, teater, sastra, musik dan tari ini, belum memiliki sekretariat untuk latihan ataupun tempat berkumpul.
Pada masa itu, setiap anggota LDT akan melakukan latihan berpindah-pindah ke tiga tempat, yakni di aula Fakultas Hukum UIR, kemudian di purna MTQ, dan di Taman Budaya Provinsi Riau. Kemudian pada tahun 2004 barulah LDT UIR memiliki ruang kesekretariatan sendiri bertempat di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Islam Riau lantai II. Ruang sekretariat ini atas perjuangan H.M Husnu Abadi yang kebetulan beliau adalah Pembina I LDT UIR.

Semenjak berdirinya sanggar LDT UIR, banyak kegiatan seni yang diikuti, baik itu teater, sastra, tari dan juga film. Selama ini, LDT UIR selalu aktif mengikuti berbagai kegiatan seni baik yang diselenggarakan di dalam Riau maupun luar Riau. Kegiatan rutin setiap tahunnya, yakni minimal 2 menggarap teater, 3 produksi film, dan sejak tahun 2008 ini, minimal akan menerbitkan 2 buah karya sastra dalam bentuk buku.

Hingga saat ini, LDT UIR menjadi sebuah kelompok yang anggotanya mempunyai jiwa-jiwa seni. Hal ini terbukti sampai saat ini anggota LDT UIR masih cukup serius dalam berkegiatan seni, terutama di bidang teater, sastra maupun film. Saat ini saja sedikitnya 17 film sudah dibuahkan oleh sanggar seni yang tetap solid mempertahankan bentuk kesenian dan kebudayaan di Riau, baik film cerita pendek, cerita panjang, dokumenter, dan profil.

Kemudian ada tiga buku sastra sudah dibukukan yang semuanya merupakan hasil karya anggota LDT UIR. Lalu hasil garapan teater sejak berdirinya sanggar ini, sedikitnya 10 produksi sudah ditontonkan ke halayak ramai, baik di dalam Riau maupun di tingkat nasional.

Di tahun 2004 silam, Parlindungan, pendiri LDT UIR menerbitkan kumpulan sajak antologi tunggalnya yang berjudul ?Tak-Kan? terbitan Yayasan Pusaka Riau. Kemudian di tahun 2008 LDT menerbitkan kumpulan sajak antologi bersama dengan judul ?Berkata Kita?, terbitan Unri Press. Lalu di tahun 2009 ini kembali menerbitkan buku sastra berupa kumpulan cerita pendek antologi bersama dengan judul ?Bercerita Kita? terbitan Unri Press. Lalu akan terbit kumpulan naskah drama karya Parlindungan dengan judul ?Negeri Lancang Merdeka? terbita Unri Press.

Prestasi lain pada tahun 2005, sanggar LDT UIR mendapat juara pertama dalam sayembara film pendek tingkat Riau yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Riau (DKR) dengan judul film Delapan Tujuh, sutradara Parlindungan. Tahun 2006, LDT UIR mempertahankan gelar juaranya menjadi juara pertama pada event yang sama dengan judul film Sampai Mati juga sutradara Parlindungan. Sementara itu di tahun 2008, LDT UIR kembali meraih juara dan harus puas mendapat predikat ketiga pada event yang serupa, dengan judul film Syair Daun Teh, yang juga di sutradarai oleh sineas muda Riau, Parlindungan. Dari prestasi itu dan berkat keseriusan dari anggota LDT UIR, menjadikan nama sangar ini dikenal di Riau, terutama di kalangan seniman saat ini.


Sejarah Dan Perkembangan Sanggar Lisendra Dua Terbilang

Awal dari keinginan Parlindungan, salah seorang mahasiswa Fakultas Hukum UIR yang mempunyai jiwa seni untuk membuat suatu wadah kesenian di tingkat fakultas, yang dinamai dengan LDT Fakultas Hukum UIR. Pada saat itu beranggotakan 5 orang yang kesemuanya mahasiswa Fakultas Hukum UIR. Organisasi ini langsung diketuai oleh Parlindungan.

Seiring berjalannya waktu, hingga tiga bulan dari berdirinya wadah kesenian tersebut, Ketua LDT, Parlindungan, di undang untuk audiensi dengan Pak H.M. Husnu Abadi, (pada saat itu sebagai Pembantu Rektor III UIR). Husnu Abadi menginginkan, agar wadah kesenian tersebut di jadikan sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di tingkat universitas bukan lagi di tingkat fakultas.

Pada tanggal 11 Februari 2001, dinyatakan secara resmi sebuah wadah kesenian di bawah naungan Universitas Islam Riau yang dinamai Sanggar Teater Lisendra Dua Terbilang. Kemudian dibuat AD/ART untuk diserahkan kepada rektor sebagai pengesahan dan di SK-kan. Ketika sanggar ini sudah menjadi sebuah UKM seni, jumlah anggota mulai bertambah. Berdasarkan surat keputusan dari Rektor Universitas Islam Riau menjadi sebuah UKM yang bergerak dalam pengembangan bakat dan jiwa kreativitas seni, terutama pada bidang seni teater, sastra, tari dan film.


Motto, visi dan misi Sanggar Lisendra Dua Terbilang.

1. Motto

Motto Sanggar LDT UIR adalah sesuai dengan asal terbentuknya sanggar dengan nama Lisendra Dua Terbilang, yaitu Lingkar Seni dan Drama. Artinya, di dalamnya terdapat orang-orang seni yang terus berkarya baik itu pada seni teater, film, sastra, musik, dan tari.

2. Visi dan Misi
Visi Sanggar LDT UIR adalah, Ingin Menjadikan Sanggar yang Tetap Eksis dalam Berkarya dan Menjadikan Sanggar Percontohan di Indonesia.
Sedangkan Misinya adalah, Menjalankan Program-program yang Dapat Menunjang dan Tercapainya Sanggar LDT UIR Menjadi Sanggar Percontohan di di Indonesia.
Untuk mencapai Visi dan Misi ini yang dilakukan LDT adalah :
  • Menyelenggarakan Anugerah Seniman Kampus se-Riau yang diselenggarakan sekali dalam setahun;
  • Penerbitan buku sastra karya anggota LDT UIR minimal 2 kali dalam setahun;
  • Produksi film, minimal 2-3 film dalam setahun;
  • Produksi teater, minimal 2 teater dalam setahun;
  • Rutin tiap tahunnya mengikuti berbagai event seni, baik perlombaan maupun partisipasi;
  • Mengadakan latihan seni secara rutin di setiap minggunya;
  • Mengadakan Kemah Teater tiap tahun;
  • Mengadakan Panggung Puisi Remaja si setiap tahunnya;
  • Mengikuti festival teater dan film setiap tahunnya;
  • Mengikuti workshop seni baik itu film, teater, maupun sastra;
  • Mengadakan kaderisasi untuk menjadi anggota LDT berjiwa pemimpin dan mencintai kesenian dan kebudayaan Melayu.